Kamis, 26 Juni 2014

Tulisan Softskil 9 (semester 6)


PT Bank Mandiri telah meluncurkan mandiri e-cash untuk memudahkan transaksi pembayaran mikro payment.
Direktur Micro & Retail Banking Bank Mandiri Hery Gunardi, menjelaskan, aplikasi ini dapat digunakan masyarakat melalui telepon seluler tanpa perlu membuka rekening di cabang Bank Mandiri.
"Mandiri e-cash merupakan aplikasi uang elektronik bernuansa sosial media yang bertujuan untuk mendorong penciptaan less-cash society. Aplikasi ini dapat diunduh di Google Play, App Store, Blackberry App World, Nokia Store," ujar Hery di Jakarta, Selasa (20/5).
Hery menambahkan, penggabungkan layanan perbankan dengan sosial media ini juga dapat digunakan masyarakat yang telah menjadi nasabah maupun yang bukan nasabah Bank Mandiri. Pada aplikasi ini, nomor telepon seluler masyarakat menjadi nomor rekening.
Faktor yang mendorong Bank Mandiri mengembangkan mandiri e-cash bernuansa sosial media ini, lanjut Hery, adalah perkembangan industri e-commerce di Indonesia yang pesat.
"Namun sayangnya, pertumbuhan itu belum didukung alat pembayaran yang memadai bagi pelaku transaksi e-commerce yang sebagian besar berusia antara 15-40 tahun," terang dia.
Di samping itu, masih banyak penduduk Indonesia yang belum memiliki rekening bank. Selama 250 tahun perjalanan industri perbankan di Indonesia, masyarakat yang memiliki rekening bank hanya 60 juta orang.
"Kami meluncurkan mandiri e-cash, agar masyarakat lebih mudah dan nyaman melakukan transaksi. Inovasi ini juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan aplikasi pembayaran di industri e-commerce yang transaksinya tumbuh rata-rata 30 persen per tahun. Pada 2013, total volume transaksinya mencapai Rp 9 triliun," kata Hery. (chi/jpnn).
Sumber            :http://www.jpnn.com/read/2014/05/20/235590/Mandiri-e-Cash,-Koalisi-Transaksi-Keuangan-dan-Sosial-Media

Opini :
Begitu banyak aplikasi yang dikeluarkan bank untuk memudahkan para nasabah melakukan transaksi. Dengan munculnya e – cash tentunya sangat membantu sekali terhadap para nasabah bahkan yang bukan nasabah bank juga bisa melakukan transaksi e – cash. Karena tidak harus datang ke bank untuk melakukan suatu transaksi. Tidak semua penduduk indonesi mempunyai rekening bank, tetapi yang bukan nasabah suatu bank bisa mempunyai nomor rekening ketika menggunkan aplikasi ini, dan nomor rekening yang digunakan adalah nomor handphone yang dimasukkan pada aplikasi ini.

Tulisan Softskil 8 (semester 6)


Kabag Penum Mabes Polri Kombes Agus Rianto mempersilahkan nasabah Bank Mandiri untuk melapor jika menemui ada hal mencurigakan.
"Apabila nasabah merasa ada hal-hal aneh dan mencurigakan terkait rekening yang dimiliki maka bisa langsung juga (melapor) karena yang bersangkutan yang dirugikan," kata Agus di Mabes Polri, Rabu (14/5).
Jika sudah melapor, kata dia, akan ada langkah-langkah yang diambil kepolisian. Tapi sejauh ini Bank Mandiri dan nasabah belum ada yang melapor ke kepolisian. "Informasinya hari ini Mandiri akan laporan," katanya.
Polri belum bisa memastikan apa yang sebenarnya terjadi karena tidak ada laporan resmi dari Bank Mandiri. "Saat ini kan kita masih menduga-duga apa yang terjadi," tegasnya.
Agus menambahkan, informasi yang valid itu akan didapat setelah mendapatkan laporan resmi jika benar ada pencurian data atau informasi terkait kepemilikan rekening nasabah. "Pastinya seperti apa, perbankan yang lebih mengetahui hal itu," pungkasnya. (boy/jpnn).

Opini   :
Suatu bank pasti tidak selalu berjalan mulus, ada saja masalah yang terjadi entah itu tentang data nasabah atau tentang bank tersebut. Dihimbau kepada masyarakat yang menjadi nasabah suatu bank diharapkan segera melapor kepada bank ketika anda merasakan ada kecurigaan supaya bisa diselidiki dan di tangani oleh pihak yang berwajib dan agar tidak merugikan anda.

Tulisan Softskil 7 (semester 6)


Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengucapkan terimakasih pada bank swasta yang telah memberikan informasi pada Bank Mandiri agar segera memblokir kartu ATM nasabahnya.
"Mandiri enggak dihack, tapi bank swasta. Kita juga terima kasih pada bank swasta atas informasi itu. Karena, pas dapat info itu, dengan cepat Mandiri langsung memblokir ribuan kartu ATM dan menindaklanjuti informasi itu," ujar Dahlan di kantornya, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (16/5).
Selain itu, mantan Dirut PLN ini meminta agar Bank Mandiri terus memperkuat sistem keamanannya. Hal itu diminta Dahlan terkait maraknya pembobolan kartu ATM yang dilakukan pihak tak bertanggungjawab
"Saya minta agar Bank Mandiri terus belajar dan belajar, sistem keamanannya harus lebih diperkuat lagi," tandas pria berkacamata ini.(chi/jpnn)

Opini :
Menyikapi berita diatas, memang seharusnya setiap bank memiliki kemanan yang kuat. Kejahatan pada bank sudah makin banyak tidak hanya mesin ATM saja yang bisa dibobol kartu ATM pun sudah bisa dibobol. Sedangkan ATM adalah cara pintas masyarakat untuk mengambil uang ketika ada keperluan mendadak tidak harus datang ke bank terlebih dahulu untuk mengambil uang. Maka dari itu setiap bank harus mempunyai keamanan yang kuat agar tidak merugikan bank dan para nasabahnya.




Tulisan Softskil 6 (semester 6)


Pakar Keamanan Informasi dan Teknologi, Rikki Dewangga mengatakan ancaman penyalahgunaan data di perbankan baru-baru ini tidak tertutup kemungkinan dilakukan oleh jaringan sindikat kriminal internasional. Jaringan itu memanfaatkan kelemahan kartu ATM/debit yang saat ini masih menggunakan magnetic dan bukan berbasis chips seperti yang telah terjadi di bank-bank luar negeri.
“Kepolisian harus mengusut tuntas jaringan sindikat tersebut,” ujar dia kepada wartawan di Jakarta, Rabu (14/5).
Menurut Rikki, apa yang terjadi belakangan ini tidak dapat dikategorikan sebagai pembobolan bank, karena keamanan data bank masih terjaga. "Ini merupakan aksi kriminal yang memanfaatkan skimmer. Semua bank mengalami hal yang sama," kata dia.
Dikatakan, semua bank yang masih menggunakan kartu ATM berbasis magnetik dalam posisi rentan untuk di-skimming dan diambil data-data yang tersimpan di magnet tersebut. Untuk itu dia menganjurkan agar mesin-mesin ATM secara rutin dilakukan pengecekan agar ada tidaknya alat skimmer yang sengaja dipasang oleh pelaku kriminal dapat terdeteksi.
Rikki memuji langkah preventif yang dilakukan Bank Mandiri untuk mengamankan data nasabah. Lebih lanjut dia mengatakan, alat skimmer yang digunakan oleh penjahat dapat dibeli secara bebas di internet dan inilah yang membuat aksi kejahatan dapat dilakukan dimanapun.
"Skimmer berbeda dengan EDC yang tidak dijual bebas," ujarnya. Oleh karena itu, Rikki menganjurkan agar kartu ATM segera diganti dengan bentuk chips agar keamanan lebih maksimal.
Sementara Citi Country Officer Indonesia Tigor Siahaan mendukung upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia yang member batas waktu pergantian kartu magnetic ke chips mulai 1 Januari 2016. Dia menjelaskan, mulai 1 Januari 2016, seluruh transaksi perbankan baik melalui ATM atau kartu kredit sudah harus menggunakan chip.
"Mulai awal Januari 2016 semua transaksi ATM menggunakan 6 digit pin. Ini agak sedikit celah karena begitu 1 Januari 2016, semua melalui pin tapi mesin di ATM masih menerima magnetik, Celah satu tahun ini bisa diambil penjahat skimming data dengan mengambil angka dari ATM. Bagaimana minimalisir potensi ini sudah dibicarakan," kata dia kepada wartawan di Jakarta. (Fat/jpnn)
Opini :
Kejahatan terhadap bank sudah mulai merajarela, tidak hanya mesin ATM aja yang dapat dibobol ternyata data-data terhadap pemegang atm atau debit bisa dibobol juga. Oleh karena itu keamanan bank harus lebih diperketat lagi demi kenyamanan dan keamanan para nasabah, kalau kemanan nya tidak terjamin bisa – bisa para nasabah tidak akan mau menabung dan menjadi nasabah bank lagi.

Tulisan Softskil 5 (semester 6)


Masyarakat RI Masih Keliru Soal Produk Syariah


Populasi muslim di Indonesia sebanyak 206 juta orang merupakan yang terbanyak di dunia. Namun porsi industri keuangan syariah di Indonesia terbilang masih sangat kecil. Upaya sosialisasi produk syariah di Tanah Air harus digenjot dalam upaya meningkatkan peran industri keuangan syariah.

"Porsi industri keuangan syariah masih kecil," ungkap Anggota Komsi XI DPR, Nusron Wahid ketika ditemui dalam acara seminar bertajuk Islamic Finance Conference 2013 di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (25/11/2013).

Nursron menjelaskan, persoalan industri keuangan syariah berasal dari tingkat kesadaran pasar maupun konsumen yang belum tinggi, tak optimalnya dukungan infrastruktur, serta dana masyarakat yang tak termobilisasi.

"Dengan kejadian seperti itu, kami harap industri keuangan syariah diharapkan masih terus tumbuh dan berkembang," tegasnya.

Dari catatan Nusron, nilai kapitalisasi perbankan syariah di Indonesia baru mencapai Rp 2.763 triliun, atau masih belum mencapai titik yang optimal.

Dari sisi produk, pelaku industri juga tak memiliki keberanian dan kemampuan menghilangkan anggapan keliru masyarakat yang menilai syariah sama dengan konvensional.

Upaya peningkatan penetrasi produk syariah nasional bisa diperbaiki dengan meningkatkan kapasitas masyarakat (capacity building), sumber daya manusia (SDM) yang lebih transparan, dan pelayanan efektif serta efisien.

Di sisi legislasi, DPR berjanji akan mengambil peran dengan membangun interkoneksi yang ada di industri keuangan syariah, seperti menyusun regulasi, sosialisasi pembangunan interkoneksi, pengawalan program dan penjaminan.(Dis/Shd) (Shd)

Opini :
Produk yang dimiliki oleh suatu bank itu sangat penting bagi masyarakat, karna itu merupakan salah satu daya tarik suatu bank untuk menarik masyarakat menjasi nasabah bakn tersebut. Kalau masyarakat saja masih keliru dengan produk yang dimiliki oleh bank, bagaimana masyarakan akan tertarik dengan bank tersebut.