Pakar Keamanan Informasi dan
Teknologi, Rikki Dewangga mengatakan ancaman penyalahgunaan data di perbankan baru-baru
ini tidak tertutup kemungkinan dilakukan oleh jaringan sindikat kriminal
internasional. Jaringan itu memanfaatkan kelemahan kartu ATM/debit yang saat
ini masih menggunakan magnetic dan bukan berbasis chips seperti yang telah
terjadi di bank-bank luar negeri.
“Kepolisian harus mengusut
tuntas jaringan sindikat tersebut,” ujar dia kepada wartawan di Jakarta, Rabu
(14/5).
Menurut Rikki, apa yang terjadi
belakangan ini tidak dapat dikategorikan sebagai pembobolan bank, karena
keamanan data bank masih terjaga. "Ini merupakan aksi kriminal yang
memanfaatkan skimmer. Semua bank mengalami hal yang sama," kata dia.
Dikatakan, semua bank yang masih
menggunakan kartu ATM berbasis magnetik dalam posisi rentan untuk di-skimming
dan diambil data-data yang tersimpan di magnet tersebut. Untuk itu dia
menganjurkan agar mesin-mesin ATM secara rutin dilakukan pengecekan agar ada
tidaknya alat skimmer yang sengaja dipasang oleh pelaku kriminal dapat
terdeteksi.
Rikki memuji langkah preventif
yang dilakukan Bank Mandiri untuk mengamankan data nasabah. Lebih lanjut dia
mengatakan, alat skimmer yang digunakan oleh penjahat dapat dibeli secara bebas
di internet dan inilah yang membuat aksi kejahatan dapat dilakukan dimanapun.
"Skimmer berbeda dengan EDC
yang tidak dijual bebas," ujarnya. Oleh karena itu, Rikki menganjurkan
agar kartu ATM segera diganti dengan bentuk chips agar keamanan lebih maksimal.
Sementara Citi Country Officer
Indonesia Tigor Siahaan mendukung upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank
Indonesia yang member batas waktu pergantian kartu magnetic ke chips mulai 1
Januari 2016. Dia menjelaskan, mulai 1 Januari 2016, seluruh transaksi
perbankan baik melalui ATM atau kartu kredit sudah harus menggunakan chip.
"Mulai awal Januari 2016
semua transaksi ATM menggunakan 6 digit pin. Ini agak sedikit celah karena
begitu 1 Januari 2016, semua melalui pin tapi mesin di ATM masih menerima
magnetik, Celah satu tahun ini bisa diambil penjahat skimming data dengan
mengambil angka dari ATM. Bagaimana minimalisir potensi ini sudah
dibicarakan," kata dia kepada wartawan di Jakarta. (Fat/jpnn)
Opini :
Kejahatan terhadap bank
sudah mulai merajarela, tidak hanya mesin ATM aja yang dapat dibobol ternyata
data-data terhadap pemegang atm atau debit bisa dibobol juga. Oleh karena itu keamanan
bank harus lebih diperketat lagi demi kenyamanan dan keamanan para nasabah,
kalau kemanan nya tidak terjamin bisa – bisa para nasabah tidak akan mau
menabung dan menjadi nasabah bank lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar